“ PEMERATAAN PENDIDIKAN
SEBAGAI GERBANG AWAL MERDEKA BELAJAR “
Penulis : Erlina Nurya Ulfa
Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari
kualitas dan sistem pendidikan yang ada. Lembaga pendidikan
menjadi hal
utama yang perlu diperhatikan karena lembaga
pendidikan sebagai wadah dimana aktivitas mengajar, mendidik, menimba ilmu dan
segala aktivitas lainnya yang berhubungan dengan tujuan mencerdaskan paling
sering dilakukan di lembaga pendidikan.
Dalam lingkup
perwujudan masa depan banyak anak-anak
Indonesia yang memiliki cita-cita dan harapan. Mereka memiliki
kompetensi/keterampilan yang memadai untuk mewujudkan cita-cita mereka. Permasalahan
umum dalam
sebuah pendidikan yang perlu diprioritaskan
penanggulangannya yakni salah satunya masalah pemerataan pendidikan. Pendidikan di negeri kita
tercinta yaitu Indonesia masih belum merata hingga detik ini. Masih
banyak orang-orang yang belum mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka
terima. Padahal pendidikan merupakan aspek paling penting sebagai gerbang kesuksesan para generasi muda. Pemerataan pendidikan bangsa Indonesia diharapkan agar
jumlah anak putus sekolah terus menurun dan partisipasi terus meningkat agar
terus berkembangnya Sumber Daya Manusia yang terus mendukung maju pendidikan
Indonesia serta menjadi generasi bangsa yang cerdas dan unggul.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa saat ini diselenggarakan sistem
zonasi sebagai upaya mencegah penumpukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
dalam suatu wilayah tertentu. Faktor yang menyebabkan belum meratanya
pendidikan di Indonesia salah satunya yaitu tertinggalnya pendidikan didaerah
terpencil atau pedalaman yang sulitnya akses menuju daerah tersebut sehingga
daerah tersebut menjadi tertinggal.
Tiap daerah di
Indonesia mempunyai kekhasan tersendiri yang perlu menjadi tolak ukur
keberhasilan pemerataan pendidikan. Namun, semangat belajar yang tinggi dari
anak - anak didaerah terpencil biasanya wajib diacungi jempol karena perjuangan
yang telah mereka lakukan demi mendapatkan pendidikan yang layak sangat besar
sehingga kita sebagai generasi muda seharusnya peka untuk ikut andil dalam
memajukan pendidikan tanpa memandang perbedaan karena segala rintangan pasti
akan terlewati dan luntur karena kalah dengan besarnya semangat jiwa muda
bangsa Indonesia demi pendidikan.
Berbicara tentang pemerataan pendidikan
sebagai gerbang awal merdeka belajar ini sesungguhnya tidak hanya
berbicara pemerataan pendidikan di daerah 3T. tetapi lebih dari itu, pemerataan
pendidikan ini bagaimana pemerintah berhasil mengfasilitasi Sumber Daya Manusia
(SDM) untuk mengantar generasi-generasi emas bangsa, untuk memberi kesempatan
dan peluang merdeka belajar dalam mengembangkan potensi diri generasi-generasi
muda bangsa, baik yang ada di pelosok maupun yang ada di perkotaan baik dari
jenjang pendidikan sekolah dasar mau pun di perguruan tinggi.
Faktor lain
yang menyebabkan belum meratanya pendidikan di Indonesia yaitu faktor ekonomi
anak didik. Bapak
Nadiem Makarim dengan segala antusias memberikan banyak program baru dalam
dunia pendidikan, salah satunya program Merdeka Belajar. Tapi sayang seribu
sayang belum bisa diterapkan pada sekolah-sekolah pelosok. Pendidikan negeri
ini masih jauh dari kata Merdeka. Anak-anak putus sekolah karena keterbatasan
ekonomi begitu banyak disekitar kita. Banyak anak-anak di Indonesia yang tidak melanjutkan
pendidikannya dikarenakan masalah biaya. Namun, pemerintah sudah memberikan
bantuan kepada masyarakat yang ingin bersekolah tetapi kekurangan biaya. Pada
pasal 19, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2018
mengamanatkan sekolah yang dikelola pemerintah daerah untuk mengalokasikan
tempat (kuota) dan membebaskan biaya untuk peserta didik dari kalangan keluarga
tidak mampu, sebesar minimal 20% kepada peserta didik dari jumlah keseluruhan
peserta didik yang diterima.
Hal ini sesuai
dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2010 pasal 53 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan yang merupakan turunan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas. Diharapkan, hal ini dapat mengurangi jumlah anak putus
sekolah atau Anak Tidak Sekolah (ATS) di masyarakat. Sejalan dengan kebijakan
zonasi, pemerintah juga terus menjamin hak layanan dasar masyarakat tidak mampu
melalui Program Indonesia Pintar (PIP) yang meringankan biaya personal
pendidikan. Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan jumlah dan komponen
penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).Bagi kalangan yang ingin meneruskan
ke perguruan tinggi pun untuk saat ini bisa ditempuh secara gratis,karena pemerintah juga sudah menyeleggarakan berbagai
beasiswa guna menunjang pengetahuan dan prestasi kedepannya.
Sebagai
generasi muda banyak sekali upaya yang dapat kita lakukan demi pendidikan
bangsa ini karena kita merupakan kunci gerbang awal merdeka belajar untuk
meratakan pendidikan demi menghasilkan generasi-generasi emas bangsa Indonesia.
Generasi muda juga membutuhkan dukungan dari pemerintah karena jika
bekerja sama maka akan menghasilkan kekuatan yang jauh lebih besar untuk
mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia ini. Tanpa adanya saling
bekerjasama tidak mungkin semua akan tercapai tujuan dengan baik. Jika kita
hanya diam, maka tidak akan pernah ada kemajuan pendidikan di Indonesia ini.
Kita harus ikut andil dalam meratakan pendidikan seperti ikut berpartisipasi
menyebarkan ilmu tanpa memandang sebelah mata sasaran yang akan kita tuju.
Berdasarkan kisah
Prof. Yohanes Surya ahli Fisikawan Indonesia. Dalam beberapa kesempatan, beliau
menyempatkan diri mengajar siswa di daerah terpencil di Indonesia bagian Timur
yang mana rata-rata fasilitas pendidikannya masih jauh dari kelayakan. Singkat
cerita, beliau menantang untuk menjadikan mereka menjadi cerdas dan
berprestasi. Dan pada akhirnya, anak didik Prof. Yohanes Surya, dari Papua berhasil
Meraih Mendali Emas dan Perak. Maka dari itu salah satu yang generasi muda bisa
lakukan adalah mengikuti program Kampus Mengajar karena program tersebut
merupakan salah satu sarana untuk ikut berpartisipasi menyebarkan kebaikan dan
sangat bermanfaat bagi anak-anak yang khususnya pendidikannya belum mendapat
kesetaraan
Dalam konteks merdeka belajar, semua orang bisa mendapatkan
hak akses belajar dimanapun dan kapanpun. Bahkan dengan misi pemerintah MBKM
adalah salah satu bentuk program merdeka belajar yang akan membawa perubahan ke
arah yang lebih baik. Dari sinilah seseorang
diharapkan mampu memberikan konsep solusi terbaik dan melakukan perubahan pada
dirinya agar misi kemendikbud dalam program merdeka belajar ini dapat
terlaksana dengan baik. Seringkali MBKM ditempuh dengan Magang dan Pertukaran pelajar sehingga bisa
diketahui seberapa jauh skill yang berkembang dalam diri setiap mahasiswa. Karena
dalam metode pertukaran pelajar ini selesksinya tidak mudah sehingga kita
sebagai mahasiswa juga dituntut untuk memiliki kompetensi.
Merdeka belajar
akan senantiasa menemani generasi muda di indonesia untuk terus melakukan
inovasi dan perubahan yang menjamin keberlangsungan hidup bangsa indonesia. Kita harus
bisa memunculkan gairah semangat keingintahuan peserta didik agar meningkatkan
proses pembelajaran menuju keberhasilan yang setara dengan menciptakan proses
belajar yang kreatif serta inovatif.Generasi muda menjadi sasaran yang paling
tepat untuk ikut bertindak demi pemerataan pendidikan karena generasi muda
memiliki jiwa kreatifitas, semangat, inovasi, serta jiwa peduli yang tinggi dan
jika jiwa generasi muda mulai bergerak demi pemerataan pendidikan maka gerbang
merdeka belajar akan terus terbuka dan menghasilkan jiwa-jiwa yang cerdas dan
maju sehingga dapat membanggakan bangsa Indonesia.
#KampusMerdeka
#KampusMengajar
Komentar
Posting Komentar